Merawat Keberagaman Melalui Pendidikan Konten Love Culture Dengan Metode Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Guna Mendukung Peradaban Kasih di Era Gen Z

Merawat Keberagaman Melalui Pendidikan Konten Love Culture Dengan Metode Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Guna Mendukung Peradaban Kasih di Era Gen Z

Sumber: Pixabay.com

Indonesia adalah negara yang beragam. Hal ini sudah menjadi jati diri bangsa sejak zaman dahulu. Keberagaman Indonesia terdiri dari suku, ras, adat istiadat, agama dan kepercayaan. Melalui data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 yang dimuat di Indonesia.go.id (Minggu, 3/12/2017), terdapat sebanyak 1.340 suku bangsa di Indonesia. Serta berdasarkan data yang dikutip dari dataindonesia.id, terdapat 2.161 komunitas adat di Indonesia. Selain dari enam agama resmi yang diakui pemerintah, terdapat 187 kelompok penghayat kepercayaan di Indonesia (kemdikbud.go.id, 11/11/2017). Beberapa kelompok penghayat kepercayaan itu yakni agama Jawa Sunda (Kuningan, Jawa Barat), Kejawen (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Sunda Wiwitan (Kanekes, Banten), Buhun (Jawa Barat), Parmalim (Sumatera Utara), Kaharingan (Kalimantan), Tonaas Walian (Minahasa, Sulawesi Utara), Tolottang (Sulawesi Selatan), Wetu Telu (Lombok), Naurus (pulau Seram, Maluku), Marapu (Sumba) dan lain-lain.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman keberagaman ini dapat dipengaruhi teknologi yang berkembang saat ini. Teknologi merupakan alat dan sarana yang digunakan untuk mencapai hasil efekstif dan efisien dalam kehidupan manusia. Perkembangan teknologi ini didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan manusia yang kreatif dan infovatif. Perkembangan teknologi diawali dengan perubahan Revolusi Industry dari 1.0 sampai 4.0, dan sekarang ini disebut menuju 5.0. Perubahan setiap Revolusi Industry ini  mengubah tingkah laku manusia menurut Mumtaha, H. A., & Khoiri, H. A. (2019). Salah satunya era 4.0  yang dimana perkembangan teknologi sudah semakin terlihat dengan munculnya internet, android, dan bebagai macam aplikasi.

Gen Z merupakan sekelompok orang yang memiliki kelahiran pada tahun 1990-2010 serta generasi yang melek dengan teknologi. Salah satunya melek dengan berbagai aplikasi. Beberapa aplikasi yang sangat populer diantaranya: TikTok, Instagram, Facebook, WhatsApp, Twitter, CapCut, Grab, Gojek, Shopee, Tokopedia, Spotify, Canva, Microsoft Office, dan lain-lain.Salah satu aplikasi yang sangat famous belakangan ini adalah TikTok. Aplikasi ini berisikan video-video singkat yang menarik dilihat.

      Berdasarkan data pengguna TikTok yang diakses dari dataindonesia.id pada Selasa (12/7/2022), menyatakan  Indonesia berada pada urutan kedua dengan jumlah pengguna aktif TikTok sebesar 99,1 juta orang di dunia setelah AS. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa TikTok merupakan aplikasi yang sangat diminati warga dunia, termasuk Indonesia.

Maka dari itu metode pemanfaatan aplikasi TikTok untuk merawat keberagaman di Indonesia sangatlah cocok. Hal itu dilihat dari perkembangan teknologi ini dan penggunanya sangat banyak dari kalangan muda termasuk Gen Z.

Praktik-praktik Intoleran

Keberagaman di Indonesia dapat menjadi ancaman dan peluang bagi bangsa dan negara. Berdasarkan data intoleransi kebebasan beragama yang diakses dari katadata.co.id pada Jumat (9/4/2021), terdapat 422 tindakan pelanggaran kebebasan beragama di Indonesia pada tahun 2020, dan 184 diantaranya  dilakukan oleh aktor non-negara, seperti kelompok warga, individu, dan organisasi kemasyarakatan (ormas). Ada tujuh pelanggaran yang dilakukan aktor non-negara antara lain: intoleransi sebanyak 62 tindakan, laporkan penodaan agama 32 tindakan, tolak tempat ibadah 17 tindakan, larang aktivitas ibadah 8 tindakan, rusak tempat ibadah 6 tindakan, kekerasan 5 tindakan, dan tolak kegiatan 5 tindakan. Dari data di yang telah dijelaskan, penulis menggambarkan sebagian kecil praktik-praktik intoleransi yang dapat memecah belah bangsa.

Selain itu, terdapat juga tingkah laku masyarakat mendiskrimansi suku, ras, adat istiadat,  dan golongan tertentu melalui media sosial dan dunia nyata. Seperti mencela suku dan adat istiadat melaui medsos, berteman berdasarkan ras dan golongan-golongan tertentu. Contoh: Sistem maharnya permepuan Batak Toba dan Batak Karo, yang cenderung lebih mahal pada Batak Toba. Hal ini juga dapat menjadi konflik perbandingan nilai perempuan. Jika kita telusuri lebih mendalam, setiap suku pada dasarnya memiliki aturan tersendiri.

Pemicu dari tindakan-tindakan di atas adalah kurangnya pemahaman suku, ras, adat istiadat, agama dan kepercayaan orang lain. Maka kita perlu wadah untuk meningkatkan pengetahuan keberagaman bangsa, melalui teknologi.

Pendidikan Konten Love Culture

      Menurut Wahyudi, I., dkk (2019) menjelaskan bahwa pentingnnya aplikasi pembelajaran budaya Indonesia, dengan fitur-fitur animasi yang menarik dalam model pembelajaran siswa. Selain siswa kita juga membutuhkan aplikasi yang mempengaruhi banyak orang untuk merawat keberagman Indonesia. Salah satunya Pendidikan Konten Love Culture dengan memanfaatkan aplikasi yang memiliki pengaruh besar bagi penggunanya, yakni TikTok. Pendidikan konten Love Culture merupakan proses membagikan ilmu dengan membuat konten atau informasi seputar indahanya budaya Indonesia yang patut kita cintai dan syukuri.      Seperti yang kita ketahui bersama pengguna TikTok lebih banyak dari kalangan muda termasuk Gen Z yang merupakan masa depan bangsa. Maka dari hal itu, linier dengan tujuan kita untuk merawat keberagaman melaui aplikasi TikTok.

      Konten Love Culture melalui TikTok dapat dilakukan dengan cara: membuat akun TikTok pribadi atau organisasi, mengikuti peraturan aplikasi dalam produksi konten, mulai memproduksi video-video pendek seputar budaya Indonesia, bekerja sama dengan instansi yang berpengaruh seperti lembaga Pemerintah, atau bekerja sama dengan artis-artis lokal maupun nasional, postingan konten dilakukan secara teratur minimal sehari ada tiga konten Love Culture.

Dari cara-cara di atas yang paling penting adalah pada saat produksi video budaya Indonesia. Kriteria video konten ini meliputi, kejelasan, informasi dengan data akurat, tidak mengundang diskriminasi. Serta jenis videonya dibuat seperti, memperkenalkan lagu daerah, keunikan adat-istiadat, tips merawat keberagaman, dan setiap video berisi ajakan menghargai perbedaan bangsa.

Oleh karena itu, dengan membuat konten Love Culture melaui aplikasi TikTok dapat meningkatkan rasa toleransi bangsa dan merawat keberagaman ditengah perkembangan teknologi saaat ini.

Maka dari itu, merawat keberagaman melalui pendidikan konten Love Culture dengan metode pemanfaatan aplikasi tiktok guna mendukung peradaban kasih di era Gen Z merupakan cara yang tepat dilakukan untuk menanggulangi praktik-praktik intoleransi dan diskriminasi bangsa dan negara. Marilah kita memanfaatkan kecanggihan teknologi ke hal yang positif, seperti merawat keberagaman guna melawan perilaku intoleransi yang memecah belah bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

DataIndonesia.id. (2017, Desember 3). Profil. Retrieved from DataIndonesia.id: https://indonesia.go.id/profil/suku-bangsa/kebudayaan/suku-bangsa

Lidwina, A. (2021, April 9). Demografi. Retrieved from databoks: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/04/09/intoleransi-pelanggaran-kebebasan-beragama-terbanyak-dilakukan-aktor-non-negara

Mumtaha, H. A., & Khoiri, H. A. (2019). Analisis Dampak Perkembangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. PILAR TEKNOLOGI : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Tekni, 55-60.

Nadlir, M. (2017, November 9). Berita. Retrieved from Kemdikbud.go.id: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkma/kliping-budaya-ada-187-kelompok-penghayat-kepercayaan-yang-terdaftar-di-pemerintah/

Rizatty, M. A. (2022, Juli 12). Digital. Retrieved from DataIndonesia.id: https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-tiktok-indonesia-terbesar-kedua-di-dunia

Rizaty, M. A. (2022, Agustus 9). Ragam. Retrieved from DataIndonesia.id: https://dataindonesia.id/varia/detail/ada-2161-komunitas-adat-di-indonesia-berikut-sebarannya

Wahyudi, I., Bahri, S., & Handayani, P. (2019). Aplikasi Pembelajaran Pengenalan Budaya Indonesia. Jurnal Teknik Komputer AMIK BSI, 71-76.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *