Tuhan Tidak Pernah Meninggalkan

Tuhan Tidak Pernah Meninggalkan

ILUSTRASI cerpen ” Tuhan Tidak Pernah Meninggalkan” (FOTO: Pinterest)

Di suatu malam yang terang, seorang anak perempuan bernama Sekar sedang sendu tak karuan di jendela kamarnya yang disinari cahaya bulan nan indah. Ia sudah lama duduk disana menangisi semua masalahnya. Ia sudah lama bercerita seorang diri di hadapan dinding- dinding kamarnya serta Bintang-bintang, bulan, dan segala tumbuhan yang ada di dekat jendelanya. Ia sibuk dengan dirinya sendiri, bahkan untuk bercerita keluh kesahnya saja ia hanya bisa menanggung seorang diri. Sekar orangnya melankolis dan jarang bergaul dengan orang-orang bahkan teman seumurannya di sekolah, serta keluarganya sekalipun. “ Aku lelah, aku sudah tidak kuat lagi. Berturut- turut aku merasakan kesialan, dan semua hal aku tidak pernah merasakan keberuntungan, baik itu perekonomian, keluarga, pertemanan, percintaan dan lainnya” ketus Sekar disela tangisannya.

“ Sekar!! cepat keluar!!” teriak ayahnya dari luar kamarnya. Mendengar hal itu Sekar ketakutan, ia yakin pasti ayahnya mabuk lagi. “ Iyaa yah, adaaa apa yah” jawab Sekar dengan nada ketakutan sembari keluar dari dalam kamarnya mendekati ayahnya.

“ Kamu gak masak apa-apa?” Tanya ayah Sekar dengan nada berteriak. “ Bagaimana aku mau masak ayah, beras dan stok makanan sudah habis pak, uang juga ayah tak pernah memberikannya padaku, aku juga baru di PHK. Ayah kemana saja? Kenapa ayah hanya sibuk berjudi dan mabuk? gajiku selalu ayah rampas dariku, dan seharusnya ayah jangan hanya menghabiskan uang, ibu sudah tiada ayah, selama ini ibu yang kerja keras memenuhi kehidupan kita, ibu sampai banting tulang” jawab Sekar sembari menangis. ” Kamu anak durhaka yah? sok-sok an ngatur orang tua, kamu anak yang gak punya sopan santun yah??!!” teriak ayah Sekar sambil mengayunkan tangannya hendak menampar Sekar. Plak…tangan ayah Sekar dengan ringan menampar putrinya sendiri. “ Ayah kenapa begini terus? Ayah gak pernah berubah, ayah jahat” ketus Sekar dengan nada yang luruh sembari menangis keras. Dan langsung berlari mengurung dirinya ke kamarnya. Detak jantung sudah terdengar jelas, jam sudah menunjuk malam yang terlalu larut.

Lebih sejam Sekar berdiam diri dikamarnya sambil menangis tak henti. “ Kenapa Tuhan, kenapa hidupku terlalu pedih, aku gak punya cerita lagi. Ibu sudah pergi Engkau panggil, ayah kerjanya hanya mabuk” ketus Sekar sambil menangis dan perlahan terlelap dengan tidurnya. Sinar matahari menyinari mata Sekar sampai iapun perlahan membuka matanya dari tidurnya. Ketika ia bangun, didepannya sudah terletak Alkitab. Ia bingung karena sudah lama ia tidak melihat alkitab, terakhir ia melihat dan memegang alkitab yaitu Ketika baru lulus SMA.

Setelah lulus SMA ia tidak juga pernh ke gereja karena sibuk membantu ibunya menyiapkan barang jualan dan bekerja juga di pabrik. Ia hanya sibuk mencari harta duniawi dan tak pernah memedulikan dan mencari harta rohani juga. Sontak, Sekarpun membuka Alkitab tersebut dengan sembarang dan ia mendapat ayat yang tiba-tiba membuat ia sangat terkesan yaitu 1 Petrus 5:7 yang isinya: Serahkan segala ke khawatiranmu, sebab Ia yang memelihara kamu. Kata alkitab ini buat Sekar terharu, karena Sekar selama ia sedang terpuruk maupun merasa senang ia tidak pernah berpegang teguh kepada Tuhan. Ia hanya suka mengoceh kepada Tuhan, tetapi ia tidak pernah meminta tolong kepada Tuhan.

Tiba-tiba ia mendapatkan panggilan dari ponselnya, yang namanya tertera’ Bos’, ia sangat kaget karena sudah lama ia di PHK. “ Halo pak, selamat pagi ada perlu apa pak? Apa ada keperluan yang penting pak?” tanya Sekar dengan wajah bingung. “ Kamu ada Dimana sekarang? Kenapa belum dating juga di kantor?” tanya bos kepada Sekar. “ Maaf pak, bukannya saya sudah di PHK yah pak? Tanya Sekar dengan nada bingung. “ Sejak kapan saya PHK kamu?, melihat kinerja kamu dan perilakumu yang baik dan suka beribadah saja saya tidak tega PHK in kamu” jawab BOS Sekar. “ Baik pak” jawab Sekar dengan nada bersemangat. Ia agak heran, sejak kapan ia rajin beribadah, karena membaca alkitab saja tidak pernah lagi. Sehari berlalu, ia senang bisa merasakan kerja lagi. “ Sekar ayo ibadah ke Velangkanni!” ajak Rani kepada Sekar. “ Oh ayo” jawab Sekar kepada Rani rekan kerjanya. Sepanjang di perjalanan, Rani bercerita bahwa Ketika ia sedang susah maupun senang, ia selalu ingat Tuhan, ia yakin bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dia.

Ia memang sering merasa lelah dengan dunia yang jahatnya gak kira-kira, namun ia yakin dibalik itu semua Tuhan sedang menyusun rencana yang indah bagi Rani. Yang terpenting ia harus semangat dan selalu menanamkan kalimat “ Bekerja sambil belajar”. Ia yakin bahwa Tuhan selalu bersama dia. Tiba-tiba kucing melompat ke wajah Sekar, kucing tersebut datangnya dari jendela Sekar yang ia buka semalaman saat ia bersedih tadi malam. Sekarpun terbangun dari tidurnya, ia kaget dan heran bahwa ia ternyata hanya bermimpi. Namun dari mimpinya itu, ia mendaoat pesan yang dalam, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dia. “ Halo Rani, apa kabar? Aku boleh gak curhat sama kamu udah lama setelah PHK gak cerita lagi” tanya Sanra kepada Rani dalam panggilan telepon. “ Boleh, nanti kita ketemu di Velangkanni yah” jawab Rani. Setelah itu, Sanra Bersiap-siap, dan ketika ia bersiap, ia mendapatkan alkitab di dekat rak bajunya, dia teringat dengan mimpinya tadi malam. Ia membuka 1 Petrus 5:7. Semenjak ia bermimpi tentang hal itu, tiap pagi dan malam tak lupa bersyukur kepada Tuhan. Semenjak itu juga, ia bisa mendapat kawan yang bisa menjadi teman bercerita dan teman yang selalu mengingatkan akan kasih Tuhan. Ia juga mendapat semangat, untuk menjalani harinya, ia mencoba mencari pekerjaan dan rajin beribadah. Kuncinya nomor satu bagi dia yaitu selalu mengikutsertakan Tuhan disegala apa yang kita lakukan. Akhirnya ayahnya juga berubah seiring waktu, mendapat sahabat, dan pekerjaan.

(Maya Janet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *