Rumah Hobbit, Destinasi Cantik di Kaki Gunung Sibayak

Rumah Hobbit, Destinasi Cantik di Kaki Gunung Sibayak

BERASTAGI, VERITAS – Teman-teman pasti tahu kisah Trilogi The Lord of The Rings dan The Hobbit yang menjadi salah satu film box office terlaris sepanjang sejarah. Lima dari enam film dalam franchise itu menampilkan sebuah desa yang asri nan mungil seperti para penghuninya, Hobbiton. Desa itu adalah habitat para hobbit, makhluk bertubuh pendek yang hidup di Middle Earth.

The Hobbit adalah seri tiga film epik fantasipetualangan yang disutradarai, ditulis, dan diproduseri Peter Jackson dan didasarkan pada novel fantasi karya J. R. R. Tolkien berjudul The Hobbit (1937). Film-film ini diberi judul sesuai subjudul dalam novel, An Unexpected Journey (2012), The Desolation of Smaug (2013), dan The Battle of the Five Armies (2014)

Pasca muncul dalam The Return of The King (2003), desa unik ini muncul kembali pada seri pertama The Hobbit: An Unexpected Journey. Meski bukan menjadi setting utama dalam cerita, pembuatan setting satu ini punya sejarah panjang. Sang sutradara, Peter Jackson mulanya menemukan sebuah areal pertanian di Selandia Baru melalui pantauan udara, dan areal ini dirasa cocok untuk menjadi set Hobbiton.

Peter dan tim produksi akhirnya menemukan daerah Matamata, North Island yang konturnya pas dengan gambaran Hobbiton di dalam novelnya. Uniknya, Hobbiton ini tak hanya dibangun untuk keperluan film saja, tetapi bisa dihuni. Sayang, saat pemutaran The Lord of The Rings: The Return of The Kings, kondisi Hobbiton sebagian sudah rusak karena desa ini dibangun dengan material semi permanen yang memang tidak tahan lama. Saat Peter memutuskan untuk membuat sekuel The Hobbit, barulah dimulai kesepakatan baru dengan Alexander Farm untuk membangun kembali Hobbiton dengan material permanen.

Proses pembangunan tersebut memerlukan waktu 2 tahun. Hobbitton terdiri dari 37 lubang Hobbit yang dibuat dengan kayu utuh. Meski di Hobbiton ada banyak rumah-rumah Hobbit, hanya Bag End (rumah Bilbo Baggins) yang menjadi satu-satunya rumah berinterior. Oleh karenanya Bag’s End diletakkan di pintu masuk. Sedangkan rumah-rumah lainnya hanya berupa ruangan kosong.

Ada juga danau asri yang menambah keindahan desa ini. Danau indah yang kini telah menjadi milik Alexander Farm pun tak kalah unik. Berbeda dengan sebagian besar lanskap yg dibangun ulang, danau ini merupakan aset alami di daerah tersebut sejak 1946

Sejak dibukanya desa ini untuk umum, sudah kurang lebih 250 ribu pengunjung mendatanginya, dan tak kurang ada 21 lamaran pernikahan terjadi saat tur dilaksanakan. Bagi para penggemar film-film Peter Jackson ataupun novel-novel J.R.R Tolkien, kamu patut meluangkan waktu untuk berkunjung dan merasakan sendiri desanya para Hobbit. Tur Hobbiton dihargai mulai 200 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp 1,5 juta untuk berkeliling dan menginap satu malam di dalam salah satu rumah para Hobbit. Tentu seru menjadi hobbit untuk sehari saja.

Tapi haruskah kamu pergi ke Selandia Baru untuk sekadar melihat keindahan Hobbiton? Kalau kocekmu gede, tak ada salahnya juga sih. Tapi bagaimana kalau pas-pasan? Jangan kecewa. Sumatera Utara, sudah ada destinasi cantik yang mirip dengan Hobbiton di Selandia Baru. Namanya adalah Rumah Hobbit yang berlokasi di kaki Gunung Sibayak, persis di kawasan Pemandian Alam Sidebuk-debuk, Jalan Jamin Ginting, Berastagi, tepatnya di Rindu Alam Hotel.

Saya sendiri akhirnya mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Rumah Hobbit beberapa waktu lalu. Cuaca kota Medan yang terasa panas, ditambah banyaknya tugas kuliah dan jadwal kuliah membuat saya ingin pergi ke tempat yang sejuk dan baru. Tujuannya tentu saja melepas lelah dan penat. Apalagi sebentar lagi juga sudah akan Ujian Semester Akhir (UAS), tentu tak ada salahnya bersantai sebentar.

Saya dan teman memutuskan untuk pergi ke Rumah Hobbit di Berastagi. Keberadaan tempat wisata ini memang sudah pernah saya dengar. Tapi saya belum punya kesempatan untuk datang ke sana. Penasaran dan rasa ingin tahu yang kuat tentang Rumah Hobbit seperti yang ada di film-film Peter Jackson membuat saya dan teman memantapkan hati menuju Rumah Hobbit.

Kami sengaja menggunakan angkutan umum menuju Rumah Hobbit karena memang tidak punya kendaraan pribadi. Nah, dari Medan, kami menumpang bus sedang Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Ada banyak merek, mulai dari Sutra, Murni, atau Sinabung. Kami naik dari stasiun bus di kawasan Simpang Kwala. Ongkosnya Rp 15.000. Kami turun di Simpang Doulu. Perjalanan dari Simpang Kwala menuju Simpang Doulu sekitar 2-2,5 jam.

Dari Simpang Doulu menuju lokasi Rumah Hobbit, kami menumpang angkutan kota Karya Transport (KT) dengan ongkos Rp 5.000 per orang. Jika kamu menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda moto, maka dikenakan biaya masuk Rp 8.000 per sepeda motor.

Setelah sampai di Rumah Hobbit, kami seolah berada di Hobbiton, desa yang berada dalam film The Hobbit. He..he.. Menariknya lagi, kondisi alam sekitar membuat keberadaan Rumah Hobbit ini semakin indah. Hutan yang mengelilingi Rumah Hobbit menampilkan kesan desa yang nyata. Gunung Sibayak yang ada di baliknya menambah kesan sejuk dan menantang. Belum lagi trdisi budayanya. Komplet deh.

Nah, jika sudah lelah berkeliling Rumah Hobbit, pengunjung pun dapat memanjakan diri untuk berendam di air belerang (air panas) di Pemandian Lau Sidebuk-debuk. Biayanya Rp 10.000 per orang. Oh ya, berendam di air belerang bermanfaat lho untuk kesehatan kulit.

Dari informasi yang saya kumpulkan, destinasi cantik seperti Rumah Hobbit ini belum pernah di buka sebelumnya di Sumatera Utara. Namun, ada pengusaha lokal yang peduli dan tertarik tengan destinasi ini dan mengembangkan lokasi usaha menjadi Rumah Hobbit. Keberadaan Rumah Hobbit ini ternyata menarik perhatian warga. Setiap hari ada saja warga yang datang berkunjung ke Rumah Hobbit. Di media sosial pun banyak ditemukan foto-foto selfie maupun wefie dengan latar belakang Rumah Hobbit.

Ada banyak cerita menarik yang dapat kita awa saat berkunjung ke Rumah Hobbit. Jadi, agar tak penasaran terus, tak ada salahnya menjadikan Rumah Hobbit sebagai destinasi wisatamu berikutnya.(Roymando Hutabarat)

RUMAH Hobbit di luar negeri. (GOOGLE.COM)

Rumah Hobbit di Indonesia

JIKA ingin merasakan sensasi lainnya berkunjung ke Rumah Hobbit selain yang ada di Tanah Karo, Sumatera Utara, maka tiga destinasi Rumah Hobbit di tiga provinsi ini dapat kamu kunjungi.

Pertama, Farm House Lembang, Bandung. Rumah Hobbit jadi spot primadona di sini. Saat berada di area ini, dijamin kamu akan merasa seperti berada di Desa Shire, tempat tinggal para penduduk liliput di film The Lord of The Rings. Rumah-rumah ini ditutupi rumput hijau serta bunga berwarna-warni yang indah. Rasanya, kamu nggak bakal tahan untuk tidak berfoto di sini, deh! Alamat Farm House Lembang : Jalan Raya Lembang No. 108 Lembang, Bandung.Harga tiket masuk : Rp 20.000.

Kedua, Taman Kelinci Malang. Sesuai dengan namanya, di sini kamu bisa bertemu dengan sekumpulan kelinci yang lucu dan menggemaskan. Tapi, nggak cuma itu daya tariknya. Taman Kelinci Malang punya spot selfie hits di bawah bukit yang mirip dengan tempat tinggal para hobbit. Tempat rekreasi satu ini memang lokasinya berada di area perbukitan. Dengan hadirnya rumah hobbit yang dikelilingi tumbuhan dengan beragam warna, kamu pasti merasa sedang berada di negeri dongeng. Alamat Taman Kelinci Malang : Pandesari, Pujon, Malang. Harga tiket masuk : Rp 5.000

Ketiga, Seribu Batu Songgo Langit Yogyakarta. Berada di daerah dataran tinggi, Mangunan, Dinglo, Bantul, membuat udara di area Seribu Batu Songgo, maka langit terasa sangat sejuk dan segar. Spot rumah hobbit di sini tak kalah lho dengan yang lainnya. Rumah hobbit di Seribu Batu Songgo Langit dikelilingi oleh jejeran hutan pinus yang rindang. Selain foto-foto, tempat ini cocok banget dijadikan sebagai destinasi untuk santai dan berileksasi. Kamu pasti betah berlama-lama di sini. Alamat Seribu Batu Songgo Langit : Jalan Hutan Pinus Nganjir, Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Tak perlu membayar tiket masuk.(Roymando Hutabarat/reservasi.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *