Pengaruh Teknologi Terhadap FOMO (Fear Of Missing Out) di Era Digital

Pengaruh Teknologi Terhadap FOMO (Fear Of Missing Out) di Era Digital

PERKEMBANGAN teknologi yang semakin canggih membawa kita pada era digitalisasi di mana semua berada dalam genggaman tanpa batasan ruang dan waktu. Kecanggihan ini lantas mempermudah kita dalam melakukan segala aktivitas dan pekerjaan kita. Ditambah, Indonesia tengah memasuki era baru yakni; era revolusi industri 4.0 yang mana teknologi dan informasi mendominasi hampir seluruh sektor pekerjaan. Hal ini pun menjadi tantangan baru bagi kita (manusia), dapat dikatakan bila perpaduan teknologi dan sistem informasi pintar ini diprediksi akan mempersempit lapangan kerja di Indonesia. 

Terlebih lagi di masa pandemi di mana semua serba online dan selalu bersentuhan dengan namanya teknologi. Media sosial dan aplikasi lainnya turut mendukung terciptanya era digitalisasi ini, seringnya update status, belanja online hingga belajar pun turut menggunakan aplikasi maupun pencarian di jejaringan internet.

Namun, kecanggihan ini bila tidak dibarengi dengan tindakan yang bijak maka akan menjerumuskan penggunanya kedalam dampak negatif diantaranya kecanduan game online, pornografi, plagiarisme dan lain sebagainya yang mengacu pada tindak cyber crime yang marak terjadi. Bukan hanya itu, dampak era digitalisasi yang semakin berkembang pesat ini sering membuat penggunanya terlena juga semenjak akses internet dan lainnya mengakibatkan minimnya privasi yang tak dapat dihindari. Semakin bijak kita berselancar di dunia internet maka semakin handal kita mengendalikan diri kita.

Seiring berjalannya waktu, kecepatan internet dan kemajuan teknologi membawa dampak serius pada pengolahan emosional kita. Bagaimana mungkin bisa terjadi? Yah mungkin. Pembatasan sosial selama pandemi menurunkan minat kerja dan belajar selama dirumah aja, selama itu pula akses berselancar di dunia internet (maya) semakin digandrungi beberapa kalangan masyarakat. 

Nah, tau untuk apa (jawab sendiri)? Yah sekadar menghibur dan bersantai. Apalagi saat kita di mode kepo abis terhadap seseorang, yang awalnya hanya scroll di beranda berujung like lalu berubah jadi hate comment. Rasa iri dan cemas terhadap seseorang seringnya dipicu oleh tekanan sosial.

Tau tidak, tindakan dan perasaan itu dinamakan dengan sebutan FOMO. FOMO sendiri merupakan singkatan dari Fear Of Missing Out yang mana adalah pandangan/pendapat personal mengenai rasa cemas akibat kelas sosial, merasa tertinggal atau terlupakan/tersisihkan oleh orang lain dan biasanya banyak terjadi akibat dari scroll media sosial. Penyebabnya pun beragam ada yang karena faktor keturunan, kendali persepsi, budaya, dan teknologi. Diantara itu, pengaruh teknologi sangatlah berdampak karena fasilitas kuota internet yang dapat diakses tanpa henti di mana filterisasi informasi yang diperoleh tidak berlaku serta seringnya social comparison antar yang satu dengan yang lain.

FOMO sendiri, sudah ada sejak jaman nenek moyang kita. Hidup secara berkoloni lebih aman ketimbang hidup secara individualis karena bila hidup secara berkoloni/berkelompok akan lebih aman dibanding hidup sendiri. Nah, dari keadaan itulah kita mengetahui bahwa FOMO berpengaruh pada proses berpikir kita. 

Fear Of Missing Out ini bisa dicegah dengan cara stop scrolling your smartphone. Karena dampaknya bisa menyerang kondisi mental seseorang, yang dimulai dari stress yang dipicu cemas dan rasa iri, Lelah akibat menurunnya kualitas tidur, dan terakhir self-esteem yaitu merasa kurang berharga/berguna.

Apa yang bisa kita lakukan untuk dapat mencegah FOMO semakin menjalar? Ya tentunya dengan menstimulasi pikiran kita agar tetap terjaga dari status ataupun cerita orang lain yang mana menimbulkan pikiran dan pandangan negatif tentang mereka dan juga kita. Untuk menstimulasi itu perlu dilakukan pembenahan diri terhadap cara kita menggunakan media sosial (Gadget) dan beristirahatlah secukupnya serta jangan lupa lakukan sesekali me-time atau aktifitas apapun tanpa gawai (bisa berupa hobi atau melatih skill baru).

Sistem informasi dan teknologi yang semakin canggih serta luapan story medsos adalah akibat yang harus kita tanggung jika ingin hidup lebih mudah dan simple. Namun, karena hal itulah kita kurang hargai diri, menjadi pengguna yang tidak tau batasan dan control yang tak terkendali menjadikan kita menerima tekanan yang seharusnya bisa dihindari. Marilah benahi diri dengan kurangi jadwal bergawai lalu salurkanlah pada hobi. Jadilah millenial yang melek arti tak sekedar aktif dengan selalu menjaga literasi dan stop bandingin diri. (Lian M Zalukhu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *