Saya Bangga, Sumatera Utara Jadi Tuan Rumah PON Tahun 2024

Saya Bangga, Sumatera Utara Jadi Tuan Rumah PON Tahun 2024
MUSYAWARAH Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) di Hotel Bidakara, Jakarta, 24 April 2018 lalu menetapkan Sumatera Utara dan Aceh sebagai tuan rumah PON ke-21 tahun 2024. (FOTO: TRIBUNNEWS.COM)

JIKA ada pertanyaan, hal apa yang membuat saya bangga dengan provinsi Sumatera Utara sekaligus sebagai warga Sumatera Utara? Maka saya akan menjadikan keberhasilan Sumatera Utara sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 tahun 2024 mendatang sebagai kebanggaan saya.

Saya tak dapat menyebutkan seberapa besar kebanggaan itu. Tapi saya dapat memberitahukan beberapa fakta yang tentu saja dapat menjelaskan seberapa besar kebanggaan saya.

Fakta pertama, Sumatera Utara terakhir kali menjadi tuan rumah PON pada tahun 1953, atau 66 tahun lalu. Bayangkan, 66 tahun lalu!. Sumatera Utara memang tak sendirian menjadi tuan rumah. Ada provinsi Aceh yang menjadi partner Sumatera Utara menjadi tuan rumah bersama.

Provinsi Sumatera Utara dan Aceh resmi ditetapkan sebagai tuan rumah PON ke-21 tahun 2024 lewat Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) di Hotel Bidakara, Jakarta, 24 April 2018 lalu. Penetapan itu melalui mekanisme voting (pemungutan suara) yang berasal dari 34 provinsi KONI se-Indonesia (peserta PON).

Sumatera Utara dan Aceh menghadapi dua calon lainnya yakni nomor urut satu Kalimantan Selatan serta nomor urut dua Bali dan Nusa Tenggara Barat. Nomor urut satu menjadi peringkat ketiga dengan suara terkecil yakni 2 suara, nomor urut dua menjadi ranking kedua dengan 8 suara, serta Sumatera Utara dan Aceh menjadi provinsi terpilih dengan meraup 24 suara.

Fakta kedua, bukan untuk tuan rumah PON ke-21 tahun 2024 saja Sumatera Utara berjuang untuk menjadi tuan rumah. Untuk perhelatan PON ke-20 tahun 2020, Sumatera Utara juga sudah berupaya mencalonkan diri sebagai tuan rumah. Tetapi pencalonan tersebut kandas setelah tuan rumah dimenangkan Papua.

Fakta ketiga, salah satu peninggalan dari PON yang masih bisa dilihat saat ini adalah Stadion Teladan, Medan. Keberadaan stadion ini pun sudah jauh tertinggal dibandingkan provinsi Jawa Barat yang mana hampir setiap kabupaten dan kota sudah punya stadion. Kalaupun membandingkannya dengan Jawa Barat terlalu jauh, barangkali provinsi Riau dan Sumatera Selatan bisa menjadi perbandingan yang lebih pantas.

Riau punya Stadion Utama Riau yang berkapasitas sekitar 45 ribu penonton. Stadion ini dibangun ketika Riau menjadi tuan rumah PON ke-18 tahun 2012. Stadion ini juga pernah merasakan ajang internasional seperti menjadi tempat kualifikasi Piala AFC U-22 pada 2013. Pemerintah daerah setempat juga berupaya memperjuangkan stadion ini menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021.

Bagaimana dengan Sumatera Selatan? Provinsi yang menjadi tuan rumah PON ke-16 tahun 2004 ini punya Stadion Gelora Sriwijaya yang berada di dalam kompleks olahraga Jakabaring Palembang. Kerennya, kompleks olahraga ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga lain, seperti kolam renang, fasilitas senam, hingga landas pacu balap sepeda. Stadion Gelora Sriwijaya Palembang merupakan stadion multifungsi terbesar ke tiga di Indonesia setelah Gelora Bung Karno dan Stadion Palaran di Samarinda. Stadion Gelora Sriwijaya yang berkapasitas 40 ribu penonton kerap ditunjuk sebagai tempat berlangsungnya pertandingan besar. Pada 2007, stadion ini dipercaya sebagai pendamping stadion Gelora Bung Karno dalam perhelatan akbar Piala Asia. Selain itu, Stadion Gelora Sriwijaya juga menjadi tempat puncak perhelatan SEA Games 2011 ketika Palembang ditunjuk sebagai tuan rumah.

Tiga fakta inilah yang setidaknya menunjukkan seberapa besar kebanggaan saya terhadap Sumatera Utara. Saya rindu Sumatera Utara menjadi tuan rumah event olahraga besar dan bergengsi, PON misalnya. Bayangkan, Sumatera Utara harus menunggu selama 66 tahun untuk kembali menjadi tuan rumah. Dan keberhasilan ini pun baru terwujud, setelah Sumatera Utara Utara mencalonkan diri untuk PON ke-20 tahun 2020. Betapa bangganya saya menjadi warga Sumatera Utara.

Terpilihnya Sumatera Utara sebagai tuan rumah PON ke-21 tahun 2024 semata-mata bukan hanya persoalan penyelenggara multi event terbesar di Indonesia semata. Tetapi lebih dari itu, keberhasilan menjadi tuan rumah adalah kesempatan bagi Sumatera Utara untuk mengejar ketertinggalan fasilitas olahraga.

Harus diakui, fasilitas olahraga di Sumatera Utara jauh tertinggal dibandingkan daerah lain dan Sama sekali tak membuat bangga. Tak hanya stadion sepak bola, fasilitas olahraga lainnya pun sama saja. Lintasan balap sepeda di kawasan Pancing tak dapat digunakan, lapangan tenis di Kebun Bunga yang tidak representatif untuk kompetisi-kompetisi nasional, atau fasilitas panjat tebing yang tidak memadai. Memang, ada beberapa fasilitas olahraga yang cukup memadai seperti lapangan bulu tangkis, kolam renang, dan bola basket. Tetapi secara keseluruhan, keberadaan fasilitas olahraga di Sumatera Utara ini tetap jauh tertinggal.

Seiring dengan terpilihnya Sumatera Utara sebagai tuan rumah PON ke-21 tahun 2024, maka pembangunan beragam fasilitas olahraga otomatis akan dilakukan. Dengan dana APBN dan APBD Sumatera Utara, maka sebuah sport centre (pusat olahraga) akan dibangun di Sumatera Utara pada Januari 2020 mendatang. Hal ini ditegaskan oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi usai kegiatan ekpose Master Plan Sumut Sport Centre di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara, Selasa (3/12/2019).

Nantinya di areal sport centre seluas 300 hektar di kawasan Kualanamu, Deli Serdang tersebut akan dibangun berbagi berbagai fasilitas olahraga untuk mendukung pelaksanaan PON ke-21 tahun 2024. Fasilitas olahraga tersebut antara lain: stadion utama, lapangan hoki indoor dan outdoor, akuatik, velodrome, sirkuit balap motor, gedung senam, bowling, gedung squash, lapangan kriket, gateball, kurash dan sambo.

Sport centre ini nantinya tak hanya untuk dipakai dalam gelaran event-event olahraga besar seperti PON saja. Melainkan juga bisa dijadikan sebagai salah satu destinasi pariwisata dan turisme sehingga para turis juga bisa berkunjung ke sana. Untuk memenuhi impian menjadi destinasi pariwisata ini, nantinya sport center akan diisi berbagai hal tentang Sumatera Utara, mulai dari budaya, makanan, hingga ornamennya. Ornamen-ornamen ini nantinya akan menjadi gambaran 33 kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Utara.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menargetkan pada Januari 2020, proses pengerjaan dan pembangunan sport centre sudah bisa dimulai. Sedangkan pembangunannya diperkirakan tuntas pada tahun 2023. Hm..saya sudah bisa membayangkan kemegahan sport centre ini ketika selesai dibangun dan beroperasi. Betapa bangganya saya menjadi warga Sumatera Utara karena fasilitas olahraganya akan sejajar dengan daerah lain seperti Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Papua. Impian Sumatera Utara menjadi tuan rumah gelaran-gelaran olahraga internasional pun bukan khayalan lagi.

Saya sepenuhnya percaya bahwa fasilitas olahraga merupakan faktor penunjang peningkatan prestasi olahraga di Sumatera Utara. Jika fasilitas olahraga tidak memadai, bagaimana mungkin atlet Sumatera Utara dapat berlatih dengan maksimal? Dan jika latihan tidak maksimal, bagaimana akan berprestasi? Karena itulah, mengingat pentingnya kehadiran fasilitas olahraga ini untuk meningkatkan prestasi olahraga, maka Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi sebagai pemimpin Sumatera Utara harus memperjuangkan fasilitas olahraga ini.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan gubernur adalah mengalokasikan dana di APBD Sumatera Utara, melibatkan pihak swasta dan BUMN, dan melibatkan para ahli. Untuk APBD Sumatera Utara, gubernur diharapkan memperjuangkan anggaran yang maksimal untuk memastikan pembangunan berjalan dengan lancar. Selain itu pengawasan anggaran harus dilakukan dengan ketat agar tidak ada dana yang diselewengkan.

Dari sisi pelibatan pihak swasta dan BUMN, gubernur dapat mengajak perusahaan swasta dan BUMN untuk turut terlibat dalam pembangunan fasilitas olahraga melalui kucuran dana kepedulian sosial perusahaan (CSR). Sedangkan pelibatan para ahli bertujuan untuk memastikan pembangunan fasilitas olahraga berjalan sesuai dengan ketentuan. Misalnya pelibatan para arsitek yang bertujuan memastikan pembangunan terlaksana sesuai rencana dan berkualitas.

Selamat berjuang Gubernur Sumatera Utara dan seluruh jajarannya. Selamat karena Sumatera Utara menjadi tuan rumah PON ke-21 tahun 2024. Saya bangga, bangga sekali.(Ransoter Marbun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *