Mahasiswa FKIP Raih Hibah Rp 14 Juta

Mahasiswa FKIP Raih Hibah Rp 14 Juta

UNIKA, VERITAS – Dua tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Santo Thomas Medan berhasil memenangkan seleksi hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2017 untuk pendanaan tahun 2018.

Dua tim PKM tersebut berasal dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan program studi Matematika. Tim PGSD terdiri dari Suster Redina Sinaga (ketua), Linda Simanjuntak (anggota 1) dan Ojak Simbolon (anggota 2). Tim PGSD mengusung proposal bidang Kewirausahaan dengan judul “KERJA (Keranjang Belanja Inovasi Usaha Cup Minuman Mineral Bekas”. Proposal ini meraih hibah sebesar Rp 7,5 juta.

Sementara tim Matematika terdiri dari Nurhayati malau (ketua),  Lusia Novita Sari Situmeang (anggota 1), Novita Marlinna Damanik (anggota 2), dan Novita Indriani Pasaribu (anggota 3). Tim Matematika mengusung proposal bidang Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul “Fun Math Class (Kelas Matematika yang Menyenangkan Berbasis Permainan Tradisional Sebagai Sumber Belajar Matematika di SD Negeri 056035 Kecamatan Besitang”. Proposal ini meraih hibah sebesar Rp 6,5 juta. Dengan demikian, jika ditotal, kedua tim meraih hibah sebesar Rp 14 juta.

Suster Redina mengatakan, salah satu tujuan yang ingin mereka capai lewat proposal PKM ini adalah menumbuhkan jiwa kewirausaha mahasiswa/i FKIP  Unika  Santo Thomas Medan dan membuat suatu kreasi yang dapat menguntungkan. “Ide awal membuat judul ini adalah selama itu banyak sampah hanya terbuang dan kami ingin menciptakan kondisi lingkungan yang kurang sehat. Melihat kondisi ini, maka timbul sebuah ide untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai di dalam masyarakat menjadi barang yang bisa digunakan oleh semua kalangan masyarakat, khususnya bagi kaum ibu-ibu yag ingin belanja ke pasar,” kata Suster Redina kepada VERITAS UNIKA, Mei lalu.

Menurut Suster Redina, yang dibahas dalam proposal ini adalah “apa yang kelihatan tidak bermanfaat bisa dibuat menjadi bermanfaat dengan sebuah kreativitas”. “Kami ingin mengurangi sedikit banyaknya sampah masyarakat dan membuatnya menjadi nyata,” kata Suster Redina.

Sedangkan Nurhayati menjelaskan, ide awal mereka ikut dalam program PKM didasarkan pada kenyataan bahwa Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting yang diajarkan di semua jenjang pendidikan di Indonesia. Bahkan Matematika mendapat jatah jam yang terbilang banyak dibandingkan mata pelajaran lainnya. Namun, Matematika juga merupakan mata pelajaran yang masih ditakuti oleh sebagian siswa di Indonesia.

Siswa takut mengerjakan soal matematika dan stress jika diberikan soal-soal pemecahan masalah dan bukan soal rutin. Apabila ketakutan siswa terhadap matematika dibiarkan maka tidak akan muncul kreativitas siswa dalam belajar matematika. “Namun siswa akan lebih kreatif jika dikembangkan rasa percaya diri dan dikurangi perasaan takutnya. Beberapa hal yang menjadi penyebab siswa tidak suka belajar matematika adalah model dan metode pembelajaran yang monoton, atau media pelajaran yang tidak ada. Maka dengan latar belakang itulah, kami menciptakan belajar matematika yang meyenangkan,” kata Nurhayati.

TIM PKM Matematika foto bersama siswa SD Negeri 056035 Kecamatan Besitang (DOK PRIBADI)

Dikatakan Nurhayati, alasan memlih SD Negeri 056035 menjadi pusat pengabdian masyarakat karena sebelumnya mereka telah melihat kondisi sekolah ini. Dari hasil pengamatan awal diketahui bahwa siswa beranggapan belajar Matematika merupakan rutinitas sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh pihak sekolah. Salah satu keterbatasan di SD ini adalah jumlah guru yang sedikit, hanya ada lima guru dengan dua guru PNS dan tiga guru honor.

Menurut Nurhayati, kualitas guru yang masih rendah, sehingga tidak ada tindakan atau usaha yang nyata untuk meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran Matematika. Hal ini menyebabkan kurang aktifnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar, Pembelajaran yang dilakukan selama ini di SD Negeri 056035 Kecamatan Besitang merupakan pembelajaran konvensional yang didominasi oleh pembelajaran dengan metode ceramah. Hal ini membuat siswa tidak mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam program ini, Nurhayati dan tim berkeinginan untuk memberikan sesuatu ingatan yang menyenangkan dan menarik bagi siswa terhadap pembelajaran Matematika melalui permainan tradisional. Kami ingin menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga jika siswa sudah senang belajar Matematika maka akan mudah untuk memahami materi pelajaran dan meningkatkan kemampuan matematikanya. “Para siswa merupakan generasi bangsa yang akan datang dan sudah sepantasnya memiliki kemampuan Matematika yang baik sehingga mampu bersaing di tengah-tengah masyarakat global melalui penguasaan Matematika yang baik. Tapi terlebih dahulu, siswa harus tertarik dan senang belajar Matematika. Program ini akan membantu siswa dalam memahami materi Matematika yang sulit dan menumbuhkan kesadaran bagi siswa bahwa Matematika itu menyenangkan,” katanya.(Linah Siregar)

Terkendala Dana

SUSTER Redina mengatakan, program yang mereka jalankan saat ini sudah sampai pada tahap pengumpulan cup-cup minuman merek Ale-ale, Frutte, dan merek-merek lainnya, kemudian membuat menjadi keranjang belanja. “Kesulitan yang kami alami saat ini adalah dana dari Kemenristekdikti belum cair, sehingga proses pengerjaaanya menjadi sedikit terkendala,” katanya

Hal senada juga dikatakan Lusiana Situmoeang, dari tim Matematika. Dikatakan Lusiana, sampai saat ini belum ada dana yang cair dari Kemenristekdikti untuk pelaksanaan kegiatan in. Lusiana berharap, pihak kampus memberikan pinjaman dana untuk pelaksanaan program PKM mereka sembari menunggu dana cair.

Lusiana menambahkan, untuk saat ini program mereka sudah sampai pada tahap observasi tempat, memberikan surat kerja kepada kepala sekolah dan pengenalan diri pada siswa/i, serta berdiskusi tentang kesulitan yang dihadapi diri sendiri maupun dari pihak sekolah.

“Kalau dari diri sendiri, kami memang harus kerja ekstra keras. Perjalanan dari rumah ke sekolah cukup berat, karena kami harus berjalan kaki sejauh 6 km untuk mencapai tujuan (sekolah). Sedangkan dari pihak sekolah, mereka berkeinginan, agar siswa lebih mengerti dalam pembelajaran Matematika berbasis permainan tradisional,” katanya. (Linah Siregar)

BIODATA

Tim PKM Pengabdian Kepada Masyarakat

Nama               : Nurhayati Malau (Ketua)

Lahir                : Tumpak Raja, 29 Maret 1997

Asal SMA       : SMA N 1 Tigalingga

 

Nama               : Lusiana Novita Sari Situmeang (Anggota 1)

Lahir                : Sisirah, 24 November 1997

Asal SMA        : SMA Negeri 1 Besitang

 

Nama               : Novita Damanik (Anggota 2)

Lahir                : Huta Baru, 15 September 1996

Asal SMA       : SMA Swasta Bunda Mulia Saribudolok

 

Nama               : Novita Indriani Pasaribu (Anggota 3)

Lahir                : Batam, 25 Mei 1998

Asal SMA       : SMA N 1 Pangkatan

 

Tim PKM Kewirausahaan

Nama               : Redina Sinaga (Ketua)

Lahir                : Air Tenang, 20 Oktober 1985

Asal SMA       : SMK Santa Anna Medan

 

Nama               : Linda Simanjuntak (Anggota 1)

Lahir                : Medan, 25 Juni 1997

Asal SMA       : SMA N  8 Medan

 

Nama               : Ojak Simbolon 9 (Anggota 2)

Lahir                : Padang Nabidang, 28 Februari 1998

Asal SMA       : SMA N 1 Aek Nata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *